Teropong Indonesia (Jakarta )–, Kapusinfostrahan Bainstrahan Kemhan Brigadir Jenderal TNI Robi Herbawan mewakili Kepala Bainstrahan Kemhan membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang Sinergitas K/L Dalam Menghadapi Ancaman Non-militer, di Jakarta, Senin (18/9). Acara FGD ini berlangsung selama dua hari sampai dengan 19 September 2023.
Penyelenggaraan FGD ini merupakan sebuah rangkaian dari upaya untuk mempersiapkan sistem pertahanan dalam menghadapi ancaman nonmiliter. Dalam hal ini Kemhan bertindak sebagai inisiator mendorong kementerian/lembaga yang merupakan ujung tombak dari sistem pertahanan nirmiliter, untuk bersinergi membentuk sistem pertahanan nirmiliter yang kuat di masa mendatang. Hal tersebut dikatakan Kepala Bainstrahan Kemhan Mayor Jenderal TNI Yudi Abrimantyo dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kapusinfostrahan Bainstrahan Kemhan Brigadir Jenderal TNI Robi Herbawan.
“Kita telah menginventarisir setidaknya terdapat 20 ancaman non-militer yang paling menonjol. Namun demikian masih terdapat juga hal-hal yang perlu dipertajam agar kita semua mendapatkan peta ancaman non-militer secara lebih komprehensif,” ujar Mayor Jenderal TNI Yudi Abrimantyo.
Hadir narasumber dalam FGD di hari pertama diantaranya, Pengajar dan Peneliti Tetap Program Studi Hubungan Masyarakat Vokasi serta Pengamat Sosial Universitas Indonesia (UI) dan Praktisi Komunikasi, Dr. Devie Rahmawati yang membahas dimensi dosial budaya, Pengajar Departemen Kriminologi UI dan Pakar Bidang Kriminologi dan Kepolisian Prof. Drs. Adrianus Eliasta Sembiring Meliala, M.Si., M.Sc, Ph.D. membahas dari sisi dimensi ideologi. Kemudian Kepala Pusat Kajian Politik Fisip UI Hurriyah, S.Sos., IMAS dari sisi dimensi politik dan Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, MS.C. yang membahas dari aspek dimensi keselamatan umum. (Biro Humas Setjen Kemhan)