Religi  

Terkumpulnya Amal Ibadah di 10 Dzulhijjah

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasul SAW bersabda :
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (awal Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid”. [HR Ahmad]

Tahukah anda, hari-hari ini bukanlah hari yang biasa. Hari-hari ini sangatlah berbeda meskipun bagi sebagian orang sama saja. Mengapa demikian? Karena kita sedang berada pada hari-hari yang paling dicintai oleh Allah SWT. Rasul SAW bersabda :
…وَاخْتَارَ اللهُ الزَّمَانَ فَأَحَبُّ الزَّمَانِ إِلَى اللهِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمِ، وَأَحَبُّ الْأَشْهُرِ إِلَى اللهِ ذُو الْحِجَّةِ، وَأَحَبُّ ذِي الْحِجَّةِ إِلَى اللهِ تَعَالَى الْعَشْرِ الْأُوَلِ مِنْهُ…
Allah memilih waktu maka waktu yang paling dicintai-Nya adalah bulan-bulan mulia (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, Rajab) dan bulan yang paling dicintai-Nya (dari bulan-bulan mulia) adalah bulan Dzulhijjah dan hari-hari yang paling dicintai-Nya dari bulan Dzulhijjah adalah 10 hari pertamanya. [HR Baihaqi]

Allahpun bersumpah dengan menggunakan 10 hari tersebut dalam firman-Nya “Walayalin Asyr” [QS Al Fajr: 2] dan Imam Nawawi berkata :
أنَّ اللهَ تَعَالَى يُقْسِمُ بِمَا شَاءَ مِنْ مَخْلُوْقَاتِهِ تَنْبِيْهًا عَلَى شَرَفِهِ
Allah bersumpah dengan menggunakan apapun yang dikehendaki dari makhluk-Nya karena untuk mengingatkan akan kemuliaan (dari apa yang disebutkan-Nya). [Al-Adzkar]

Kemuliaan hari-hari tersebut menjadikan amalan saat itu lebih bernilai dari jihad. Diriwayatkan dari Said bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas RA, Rasul SAW bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ.
“Tidak ada satu amal kebaikan yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal kebaikan yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali sama sekali. [HR Abu Daud]

Baca Juga :  3 Perkara Di Balik Sikap Istiqamah

Maka dari itulah para sahabat begitu memuliakannya. Abu Utsman berkata :
كَانُوا يُعَظِّمُونَ ثَلَاثَ عَشَرَاتٍ؛ الْعَشْرُ الْأُوَلُ مِنَ الْمُحَرَّمِ , وَالْعَشْرُ الْأُوَلُ مِنْ ذِي الْحِجَّةِ , وَالْعَشْرُ الْأَوَاخِرُ مِنْ رَمَضَانَ
Para sahabat dahulu meng-agungkan tiga macam 10 hari yaitu 10 Hari pertama dari bulan muharram, 10 Hari pertama dari bulan dzilhijjah dan 10 Hari terakhir dari bulan ramadhan. [Mukhtashar Qiyamil Lail]

Dan Ibnu Rajab berkata :  “Maka dari itu, Said bin Jubair RA -yang mana ia adalah perawi hadits ini (Amal 10 hari awal dzulhijjah lebih utama dari jihad) yang ia dapatkan dari Ibnu Abbas RA- ketika masuk 10 Hari pertama dari bulan dzilhijjah :
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرَ اِجْتَهَدَ اِجْتِهَاداً حَتَّى مَا يَكَادُ يَقْدِرُ عَلَيْهِ
ia bersungguh- sungguh (dalam melakukan qiyamul lail) sehingga kondisinya hampir-hampir tidak mampu melakukannya (karena kelelahan).  [Fathul Bari Libni Rajab]

Diriwayatkan juga bahwa Said bin Jubair RA berpesan :
لَا تُطْفِئُوا مَصَابِيْحَكُمْ فِي الْعَشْرِ
“Jangan kalian matikan lampu-lampu kalian (pada malam hari) sepanjang 10 Hari pertama dari bulan dzilhijjah”
Karena ia sangat termotivasi untuk qiyamul lail pada hari-hari tersebut. [Fathul Bari Libni Rajab]

Selanjutnya diantara amalan shalih yang dianjurkan adalah banyak berdzikir sebagaimana sabda Nabi SAW pada hadits utama diatas “ Maka perbanyaklah di hari-hari tersebut dengan tahlil, takbir, dan tahmid.” [HR Ahmad] Dalam lanjutan hadits riwayat Al-Baihaqi di atas, Rasul SAW bersabda :
وَاخْتَارَ اللهُ الْكَلَامَ فَأَحَبُّ الْكَلَامِ إِلَى اللهِ تَعَالَى لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، وَسُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ،
Dan Allah memilih kalam dan kalam yang paing dicintai-Nya adalah “Tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar, Maha suci Allah dan Segala puji hanya milik Allah”.

Baca Juga :  Menpora Dito Apresiasi Program Da’i Muda Pilihanku untuk Ciptakan Generasi Beriman dan Bertaqwa

Lalu Rasul SAW memerinci pahalanya :  Barang siapa yang mengucapkan “Lailaha Illallah”, itu adalah kalimatul ikhlash maka dicatat baginya 20 kebaikan dan dihapuskan 20 kejelekan. Barang siapa yang mengucapkan “Allahu Akbar” dan itu adalah pengagungan tehadap Allah maka maka dicatat baginya 20 kebaikan dan dihapuskan 20 kejelekan. Barang siapa yang mengucapkan “Subhanallah” dan itu adalah firman Allah Azza Wa Jalla ketika menciptakan makhluknya kemudian bersemayam di atas arsy-Nya dan arsy bertasbih kepada-Nya, maka maka dicatat baginya 20 kebaikan dan dihapuskan 20 kejelekan. Barang siapa yang mengucapkan “Alhamdulillah” dan itu adalah pujian kepada Allah maka maka Allah memberinya 30 kebaikan dan menghapuskan 30 kejelekan. [Syu’bul Iman]

Imam Bukhari berkata :
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ
“Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, keduanya bertakbir lalu orang-orang pun ikut bertakbir karena mendengar takbir mereka [Shahih Bukhari]

Dzikir yang berupa tahlil, takbir, dan tahmid tersebut lebih khusus ketika sedang melihat binatang ternak mendengar suaranya. Sayyed Bakri berkata :
وَفِي عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ حِيْنَ يَرَى شَيْئًا مِنْ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِ أَوْ يَسْمَعُ صَوْتَهَا
Disunnahkan bertkabir sepanjang 10 hari awal Dzulhijjah ketika melihat binatang ternak atau mendengar suaranya. [I’anatut Thalibin]
Hal ini dikarenakan takbir tersebut berkaitan dengan ayat :
وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak… [QS Al-Hajj: 28]
Dan menurut Ibnu Abbas, As-Syafi’i dan mayoritas Ulama  yang dimaksud dengan “Ayyamim Ma’lumat” (hari-hari yang telah ditentukan) adalah 10 hari pertama bulan dzulhijjah. [Al-Adzkar]

Baca Juga :  Mengubah Orientasi Hidup

Kita dianjurkan untuk memperbanya dzikir kapan saja, namun Imam An-Nawawi menjelaskan kekhususan 10 Dzulhijjah. Ia berkata :
يُسْتَحَبُّ إِكْثَارٌ مِنَ الْأَذْكَارِ فِي هَذَا الْعَشْرِ زِيَادَةً عَلىَ غَيْرِهِ
Disunnahkan memperbanyak dzikir pada sepuluh awal Dzulhijjah ini dibanding hari lainnya. [Al-Adzkar]

Tidak hanya qiyamul lail dan dzikir sebagaimana paparan di atas, namun semua amal shalih pada hari-hari ini sangatlah dianjurkan terlebih lagi terdapat ibadah-ibadah utama yang hanya bisa dilakukan pada pada hari-hari ini. Inilah yang menjadi inti kemuliaannya. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata :
وَالَّذِي يَظْهَرُ أَنَّ السَّبَبَ فِي امْتِيَازِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ لِمَكَانِ اجْتِمَاعِ أُمَّهَاتِ الْعِبَادَةِ فِيْهِ وَهِيَ الصَّلاَةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْحَجُّ وَلَا يَتَأَتَّى ذَلِكَ فِي غَيْرِهِ
Yang jelas bahwa keutamaan 10 Dzulhijjah ini dikarenakan terkumpulnya induk-induk ibadah di dalamnya yaitu shalat, puasa, sedekah dan haji. Dimana hal itu tidak bisa terkumpul pada hari-hari lainnya. [Fathul Bari]
Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk semakin termotivasi memperbanyak beribadah dan amal shalih pada hari-hari ini dimana semua amal baik lebih bernilai daripada jihad fi sabilillah karena belum tentu tahun depan kita mendapatakannya kembali.

Penulis: Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : _Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama)._ [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *