KBB, Teropong – SMP Negeri 1 Ngamprah merupakan salah satu sekolah yang banyak diminati masyarakat, khususnya di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Pasalnya, sekolah yang berlokasi di Jalan Mekarsari No.4, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, KBB ini kerap menorehkan banyak prestasi dalam setiap ajang kompetisi.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngamprah, Tono Sumartono mengaku bersyukur dengan berbagai capaian prestasi yang diraih siswa-siswinya selama ini.
Baca Juga : Alokasi Dana Desa KBB Sampai April Sudah Tersalurkan 39 Milyar Rupiah
“Ada berbagai prestasi yang diraih anak-anak, seperti Juara 3 Pramuka Lomba Tingkat (LT) III, Juara 1 Taekwondo Tingkat Kabupaten Sukabumi,” kata Tono kepada wartawan, Jumat 2 Juni 2023.
Kemudian, lanjut Tono, dari prestasi olahraga lainnya SMP Negeri 1 Ngamprah juga meraih juara dari olahraga bola voli dan futsal dengan menyabet juara harapan 1 pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).
“Dari sisi kesenian, kita juga mendapat juara harapan 2 pada lomba Kreasi Seni TK SR,” ucapnya.
Tak hanya prestasi di bidang olahraga, lanjut Tono, pihaknya pun tetap mengedapankan prestasi dari sisi akademik.
Oleh karenanya, pihaknya pun memanfaatkan adanya Guru Penggerak agar bisa membuat beragam inovasi. Terlebih, saat ini ada Kurikulum Merdeka yang membuat para siswa bisa mengeksplor potensi yang ada dalam dirinya masing-masing.
“Dengan adanya program Guru Penggerak dan Kurikulum Merdeka ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi sekolah,” ucapnya.
Tono menyebut, di SMP Negeri 1 Ngamprah ada 33 rombongan belajar (Rombel), 58 guru dengan rincian 34 bersatus pegawai negeri sipil, 12 PPPK dan 12 honorer.
Baca Juga : Harkitnas 2023 Jadi Tonggak Kebangkitan Semangat Gotong Royong Membangun KBB
“Kalau total siswa di SMP Negeri 1 Ngamprah ini secara keseluruhan ada 1.107 murid. Secara rinci, kelas 7 ada 405 siswa, kelas 8 ada 362 siswa dan kelas 9 ada 341 siswa,” sebutnya.
Meski begitu, Tono berharap bisa menambah tiga rombongan belajar lagi mengingat adanya peningkatan peminat yang ingin masuk ke SMP Negeri 1 Ngamprah setiap tahunnya.
“Kita ingin nambah rombel, namun daya tampun di sekolah ini masih kurang,” ucapnya.
Tono mengaku, ada beberapa kendala yang kerap dihadapi sekolah yang dipimpinnya, yakni akses masuk ke gerbang sekolah dan banjir saat musim hujan tiba.
“Salah satu dampak pembangunan KCIC terhadap sekolah, yaitu saat musim hujan air bisa masuk ke halaman dengan rata-rata ketinggian mencapai 25 sentimeter,” katanya.
Menurut Tono, pihaknya sekolah hanya meminta agar kondisi tersebut bisa dirapihkan agar tidak banjir setiap musim hujan.
“Kalau lapor ke pihak PT KCIC sudah, tapi masih belum terealisasi. Keinginan kami yang lain agar benteng sekolah yang sudah ada bisa direnovasi,” tandasnya. *** (ajat munajat)