Cimahi Bangun Sistem Peringatan Dini Bencana Terintegrasi, Prioritaskan Teknologi dan Kesiapsiagaan Warga.

Teropong Indonesia, KOTA CIMAHI — Pemerintah Kota Cimahi melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tengah mempersiapkan lompatan strategis dalam penguatan sistem mitigasi bencana.

Mulai tahun 2026, Cimahi akan memulai pembangunan sistem peringatan dini bencana (early warning system) berbasis teknologi yang terintegrasi, dengan fokus awal pada deteksi banjir dan banjir bandang.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Andy, menyampaikan bahwa program ini menjadi bagian dari langkah jangka panjang untuk menciptakan kota yang lebih tangguh terhadap bencana alam. Dalam tahap awal, sejumlah sensor dan perangkat monitoring banjir akan dipasang di titik-titik rawan.

“Alat yang dipasang bukan simulator, melainkan sensor dan sistem peringatan. Tahap awal difokuskan pada deteksi banjir dan banjir bandang. Ke depan bisa diperluas ke sensor getaran gempa, pemantauan sampah di sungai, hingga kualitas udara,” ujar Andy, Minggu (28/9/2025).

Selain infrastruktur teknologi, BPBD juga menyiapkan rambu evakuasi di kawasan perumahan sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem mitigasi yang menyeluruh.

Dalam jangka panjang, sistem ini dirancang untuk terkoneksi langsung ke perangkat warga seperti telepon pintar dan televisi, guna memastikan informasi darurat tersampaikan secara real-time.

Namun, Andy menegaskan bahwa kekuatan sistem tidak hanya terletak pada teknologi, tetapi juga pada kapasitas masyarakat untuk merespons bencana secara cepat dan tepat.

Sebagai langkah konkret, BPBD Cimahi menggelar pelatihan tiga hari di kawasan Cigugur Tengah. Pelatihan ini mencakup edukasi teori, simulasi evakuasi, hingga pembagian peran dalam situasi darurat semuanya dirancang untuk menanamkan budaya kesiapsiagaan sejak dini.

“Kami ingin warga tahu bagaimana evakuasi mandiri, evakuasi keluarga, dan mengurangi risiko jika gempa atau bencana lain datang tiba-tiba. Intinya, kesiapsiagaan harus dimulai sejak sekarang,” tegas Andy.

Langkah ini mencerminkan pendekatan strategis pemerintah daerah yang tidak hanya bergantung pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga mendorong partisipasi aktif warga. Dalam konteks perubahan iklim dan meningkatnya frekuensi bencana alam, Cimahi memosisikan diri sebagai kota yang tidak hanya reaktif, tetapi proaktif dan adaptif.

Kedepan dalam Mengintegrasikan sistem teknologi canggih dan membangun kapasitas sosial di tingkat komunitas, Cimahi menempatkan mitigasi bencana sebagai prioritas strategis dalam pembangunan berkelanjutan. (Gani Abdul Rahman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *