600 Peserta Ikuti Penerimaan Siswa Baru dan Pelepasan Alumni IPI ke Jepang

Teropong Indonesia, KOTA SUKABUMI – Sebanyak 600 peserta mengikuti kegiatan penerimaan siswa baru sekaligus pelepasan alumni yang akan diberangkatkan bekerja ke Jepang melalui Internasional Profesional Institute (IPI). Kegiatan ini berlangsung di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi, Minggu (14/7/2025).

Direktur IPI, Eko Pranajaya, dalam keterangannya kepada awak media menyampaikan bahwa pengiriman tenaga kerja ke Jepang, khususnya di sektor perawatan lansia (Kaigo), merupakan agenda rutin yang dilakukan IPI. “Puncaknya terjadi pada bulan Juli dan Desember. Untuk bulan Juli ini, kami memberangkatkan 53 alumni,” ujarnya.

Menurut Eko, para tenaga kerja akan ditempatkan di berbagai wilayah di Jepang dengan gaji yang berkisar antara Rp16 juta hingga Rp25 juta per bulan, tergantung UMR/UMK daerah tujuan. Sebelum diberangkatkan, mereka terlebih dahulu mengikuti pelatihan intensif selama 6 hingga 9 bulan. Materi pelatihan mencakup bahasa Jepang, keterampilan kerja, serta sertifikasi kompetensi.

“Kontrak kerja mereka berdurasi lima tahun dengan evaluasi setiap tahun. Seluruh proses legalitasnya diawasi BP2MI melalui sistem SISKO PMI, sehingga keamanan dan perlindungan hukum benar-benar terjamin,” tambah Eko.

Dalam hal sistem pendidikan, IPI menerapkan sistem asrama dengan disiplin ketat. Setiap harinya, siswa diwajibkan mengikuti sholat subuh berjamaah, olahraga pagi, dan apel sebelum masuk kelas. Peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah lulusan SMA atau sederajat, dan statusnya adalah siswa pelatihan dari LPK (Lembaga Pelatihan Kerja).

Terkait biaya keberangkatan, IPI menyediakan dua skema. Pertama, secara mandiri dengan biaya sekitar Rp50 juta yang mencakup pelatihan 12 bulan, tiket pesawat, dan perlindungan kerja. Kedua, melalui sistem talangan perusahaan yang ditujukan bagi peserta berprestasi.

IPI berkomitmen menjadi lembaga yang tidak hanya menyalurkan tenaga kerja, tetapi juga memastikan mereka memiliki keterampilan dan perlindungan yang layak. Fokus pada pengiriman tenaga kerja formal dengan kompetensi tinggi diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan penghargaan terhadap pekerja migran asal Indonesia. (rifal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *