Manfaat Zuhud

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar RA, Rasul SAW bersabda :
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
”Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara”. [HR Bukhari]

Rasul SAW ingin menyadarkan kita selaku manusia bahwa hidup kita didunia ini tak ubahnya seperti orang asing atau pengembara yang sedang berhenti sejenak, atau layaknya tamu yang menginap. Seorang tamu akan mendapatkan layanan dari tuan rumah. Hendaknya ia sadar bahwa semua fasilitas yang disediakan adalah pinjaman dan setiap pinjaman akan dikembalikan. Apakah itu rumah yang disinggahi, kendaraan dan fasilitas lainnya. Dan tentunya menginap ketika bertamu itu tidak akan selamanya.

Banyak sekali manusia yang tidak sadar akan hal itu. Ketika Naik Buraq, Nabi melihat wanita tua di seberang jalan. Rasul SAW bertanya : Siapakah itu Jibril? … Lalu Malaikat Jibril menjawab :
أَمَّا الْعَجُوْزُ الَّتِي رَأَيْتَ عَلَى جَانِبِ الطَّرِيْقِ فَلَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا بَقِيَ مِنْ عُمْرِ تِلْكَ الْعَجُوْزِ
Wanita tua yang engkau lihat di seberang jalan itu adalah (permisalan umur dunia), tidaklah tersisa dari dunia melainkan seperti umur wanita tua tersebut. [HR Baihaqi]

Banyak diantara manusia melupakan hakikat dunia yang fana sehingga mereka terpesona ketika mereka melihat orang yang bergelimang harta. Allah SWT menceritakan tentang Qarun : “Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia:
يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
“Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. [QS Al-Qashash : 79]

Di sinilah Rasul SAW mengajarkan zuhud tidak hanya dengan retorika saja. Abu Hurairah RA berkata: Jibril pernah duduk di samping Nabi SAW lalu ia melihat ke langit dan mendadak ada malaikat yang turun dari langit. Maka Jibrilpun berkata: “Sesungguhnya malaikat ini belum pernah turun sejak diciptakan beberapa sa’at yang lalu”, kemudian ketika ia turun, dia berkata: “Wahai Muhammad, Rabbmu telah mengutusku kepadamu.” Dia berkata:
أَفَمَلِكًا نَبِيًّا يَجْعَلُكَ أَوْ عَبْدًا رَسُولًا
“Apakah kamu ingin Rabbmu menjadikanmu seorang raja dan seorang Nabi ataukah seorang hamba dan seorang utusan.”
Lalu Jibril menyela: “Bertawadhu’lah kamu kepada Rabbmu wahai Muhammad.” Beliau berkata:
بَلْ عَبْدًا رَسُولًا
“Seorang hamba dan seorang utusan.” [HR Ahmad]

Baca Juga :  Do’a Safar & Allah Sumber Keselamatan

Allah juga pernah menawari beliau untuk menjadikan gunung-gunung di Makkah menjadi emas untuk dimiliki. Maka beliau menjawab :
لَا يَا رَبِّ وَلَكِنْ أَشْبَعُ يَوْمًا وَأَجُوعُ يَوْمًا … فَإِذَا جُعْتُ تَضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَذَكَرْتُكَ وَإِذَا شَبِعْتُ حَمِدْتُكَ وَشَكَرْتُكَ
‘Tidak! wahai Tuhanku. Aku lebih menginginkan lapar sehari, dan kenyang sehari.’ Jika aku lapar, maka aku merendah kepada-Mu dan mengingat Engkau. Sedangkan ketika aku kenyang, aku memuji Engkau dan mensyukuri nikmat-Mu. [HR Ahmad]

Mengisahkan hal ini, Al-Bushiri dalam burdahnya berkata :
وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَالُ الشُّمّ مِنْ ذَهَبٍ ۞ عَنْ نَفْسِهِ فَأَرَاهَا أَيَّمَا شَمَمِ
“Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya, beliau menolak dengan perasaan tidak butuh”
وَأَكَّدَتْ زُهْدَهُ فِيْهَا ضَرُورَتُهُ ۞ إِنَّ الضَرُورَةَ لَا تَعْدُوْ عَلىَ الْعِصَمِ
“Sungguh menambah kezuhudan Kanjeng Nabi, butuh harta namun tidak menerimanya. Meskipun ketika butuh harta, tidaklah merusak nilai kesuciannya” [Al-Burdah]

Zuhud dalam urusan duniawi akan mendatangkan banyak manfaat. Zuhud bisa menjadikan seseorang disukai banyak orang bahkan Allah SWT. Dahulu ada orang bertanya : Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sebuah amalan yang apabila aku mengamalkannya maka Allah SWT dan manusia mencintaiku maka beliau bersabda :
ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ
”Bersikaplah zuhud terhadap dunia, niscaya Allah mencintaimu dan bersikaplah zuhud engkau terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” [HR Baihaqi]

Zuhud juga bisa menjadikan seseorang tenang hati dan badannya. Al-Hasan berkata :
اَلزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ
Zuhud di dunia bisa menjadikan tenangnya hati dan badan. [Jamiul Ulum Wal Hikam]

Zuhud menjadikan seseorang terhidar dari segala macam kesalahan. Korupsi, Kolusi, Nepotisme semuanya berpangkal dari cinta dunia. Imam Ghazali dalam Ihya’ ulumuddin menyebutkan hadits :
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
Cinta dunia adalah pangkal dari setiap kesalahan (dosa). [HR Baihaqi]

Baca Juga :  The Fruit Of Palestine

Zuhud juga akan bermanfaat di akhirat. Rasul SAW bersabda :
وَيُحِبُّ الْإِنْسَانُ كَثْرَةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِحِسَابِهِ
Manusia senang dengan banyaknya harta padahal harta yang sedikit akan meringankan hisabnya. [HR Baihaqi]

Perlu diketahui dari berbagai keterangan bahwa zuhud yang secara bahasa berarti “i’radl” (berpaling), itu adalah menjadikan harta dunia di tangan dan tidak di dalam hati. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh sahabat Abu bakar, Ustman, Abdurrahman bin Auf dan sahabat lainnya, mereka bekerja hingga menjadi kaya raya, namun kekayaannya digunakan untuk bersedekah, jihad fi sabilillah dan untuk kepentingan dakwah Islam. Bisyr Ibnu Harits berkata :
لَيْسَ الزُّهْدُ فِي الدُّنْيَا تَرْكَهَا ، إِنَّمَا الزُّهْدُ أَنْ يزْهدَ فِي كُلِّ مَا سِوَى اللهِ تَعَالَى
“(Bukanlah zuhud itu meninggalkan dunia akan tetapi zuhud itu meninggalkan segala sesuatu selain Allah Ta’ala)”. Lihatlah Nabi Daud dan Sulaiman, Keduanya memiliki harta dunia yang banyak namun di sisi Allah mereka termasuk orang-orang yang zuhud. [Az-Zuhd Al-kabir]

Al-Qurthubi berkata : Adapun perkataan yang disebut sebagai hadits “Sesungguhnya nabi yang paling terakhir masuk surga adalah Nabi Sulaiman karena kerajaannya di dunia dan hadits lain, ia masuk surga setelah para nabi semuanya dengan jarak 40 tahun” maka hadits itu tidak berdasar… Allah sendiri berfirman :
وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنا لَزُلْفى وَحُسْنَ مَآبٍ
Dan sesungguhnya dia (nabi Sulaiman) mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. [QS Shad : 40] [Tafsir Al-Qurthubi]

Yunus bin Maysarah berkata : Zuhud dunia itu bukan dengan mengharamkan perkara yang halal, juga bukan dengan menyia-nyiakan harta akan tetapi (1) Apa yang disisi Allah lebih kita yakini dari pada apa yang dimiliki manusia, (2) kondisi ketika tertimpa musibah dunia ataupun selamat itu sama saja, (3) Pujian dan celaan dalam kebenaran adalah hal yang sama. [Jamiul Ulum Wal Hikam] Ibnu Rajab berkata : Ketiga-tiganya indikator zuhud tersebut berupa perbuatan hati bukan perbuatan badan, maka dari itu Abu Sulaiman berkata :
لَا تَشْهَدُ لِأَحَدٍ بِالزُّهْدِ فَإِنَّ الزُّهْدَ فِي الْقَلْبِ
Engkau tidak bisa melihat zuhud seseorang dengan pandangan mata karena zuhud itu berada dalam hati. [Jamiul Ulum]

Baca Juga :  BKPRMI Jabar Persiapkan Qori-Qoriah Untuk MTQ DMDI Internasional & Festival Anak Soleh Indonesia 2024

Wallahu A’lam. Semoga Allah Al-Bari membuka fikiran kita untuk menjadikan dunia sebagai sarana bukan tujuan sehingga kita menjadi zuhud dan mendapatkan manfaatnya dunia dan akhirat

Penulis: Dr.H.Fathul Bari.,S.S.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *