Kunjungan Komisioner Perdagangan Italia Membuka Peluang Baru Untuk Industri Kulit Garut

TEROPONG INDONESIA-, Paolo Pinto, Komisioner Perdagangan dari Badan Perdagangan Italia atau The Trade Commissioner of Italian Trade Agency (ITA), bersama Poppy Dharsono, melakukan pertemuan dengan artisan kulit di Kabupaten Garut. Acara ini berlangsung di Aula Asep Stroberi (Asstro) Cimaragas, Jalan Garut-Tasikmalaya, Kamis (7/12/2023). Rangkaian kunjungan lapangan ini, dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati (Wabup) Garut, dr. Helmi Budiman.

Rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dengan Yayasan Poppy Dharsono.

Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, menyebut kunjungan ini sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas produksi kulit di Garut melalui kerja sama dengan Italia.

Wakil Bupati mengungkapkan keinginan untuk mendatangkan tenaga ahli dari Italia guna memberikan asesmen dan dukungan, serta meningkatkan daya saing produk kulit Garut di pasar global.

“Paling tidak tenaga ahli yang akan dikirim ke Garut ini harus betul-betul sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh kebutuhan pengrajin kulit yang ada di Garut,” ujar Wabup Garut.

Helmi menilai jika produksi kulit di Kabupaten Garut hampir sama dengan produk kenamaan kulit asal dunia yaitu Gucci, sehingga pihaknya bersama Yayasan Poppy Dharsono dan dibantu oleh pihak lainnya, sedang mengarah dan menjadikan produk kulit khas Kabupaten Garut bisa lebih mendunia.

Untuk itu, wabup berpesan agar para artisan kulit di Kabupaten Garut bisa bersungguh-sungguh dan merespon positif perhatian dari Poppy Dharsono terhadap peningkatan kualitas produksi kulit di Kabupaten Garut.

“Ini adalah pertemuan untuk yang ke berapa gitu ya, mudah-mudahan ada kelanjutannya, mudah-mudahan kualitas produksi kerajinan kulit Kabupaten Garut itu sejajar dengan produk dunia,” kata Wabup Garut.

Poppy Dharsono, Ketua Yayasan Poppy Dharsono, menyatakan keinginannya untuk mem-branding, meningkatkan kualitas, dan design produk kulit Garut. Diharapkan, dengan bimbingan yang tepat, produk kulit Garut bisa bersaing di pasar global.

Baca Juga :  Peringatan 10 Tahun UU Desa, Bupati Purbalingga : "Desa Punya Banyak Keistimewaan"

Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya ingin menaikan kelas dari produk kulit di Kabupaten Garut, sehingga bisa bersaing dengan produk-produk kulit di dunia. Guna mewujudkan hal tersebut, menurutnya diperlukan pengawalan dari mulai hulu sampai hilirnya.

“Dari mulai penyamakannya, kemudian tasnya tadi detail, kalau garmen mulai cuting-nya, warnanya, terus kemudian bagaimana teknik potong, teknik menjahitnya, itu semua harus detail,” papar Poppy.

Ia meyakini jika produk kulit dari Kabupaten Garut akan bisa untuk ekspor jika diberikan bimbingan, karena dasarnya produk kulit dari Garut sudah 100 tahun lamanya. Sehingga potensinya mudah untuk ditingkatkan, asalkan setiap pihak yang ikut terlibat dalam peningkatan kualitas industri kulit Kabupaten Garut bisa serius untuk menjaga dan mengawalnya.

Keseriusan Poppy dalam pengembangan industri kulit di Kabupaten Garut, juga dibuktikan dengan hadirnya Piazza Firenze, sebagai tempat untuk menampilkan produk-produk kulit dengan kualitas tinggi.

“Karena nanti yang bagus-bagus yang primer nanti ke sana, primer (atau berkualitas), supaya orang ke sini supaya ada ini (pilihan),” ucapnya.

Selain itu, Poppy menjelaskan jika kedatangan Paolo Pinto ke Kabupaten Garut akan melakukan survei industri kulit yang ada di Kabupaten Garut, di mana hasil survei tersebut akan dilaporkan ke pemerintah Itali, sehingga tahun depan pemerintah Itali diharapkan bisa mendatangkan tenaga ahlinya ke Kabupaten Garut.

Sementara itu, The Trade Commissioner of ITA, Paolo Pinto, menuturkan, bahwa produk kulit di Kabupaten Garut memiliki potensi yang bagus, karena ia melihat adanya kualitas yang baik dari beberapa produk kulit yang ditampilkan dalam pertemuan kali ini.

Untuk itu, para artisan kulit di Kabupaten Garut harus bisa mempelajari teknologi baru dalam produksi kulit ini, serta terus berupaya untuk melakukan improvisasi terhadap karyanya.

Baca Juga :  RUU ASN Segera Disahkan, Komisi II Tegaskan Tidak Ada Pemberhentian Tenaga Honorer

“The strength is the quality of the leather, and the low prices. So if you put together this with high technology, the market too is yours, but you have to work, (Kelebihannya adalah kualitas kulit dan harga yang murah. Jadi jika anda melakukan hal ini dengan teknologi tinggi (canggih), pasar juga menjadi milik anda, tetapi anda harus (terus) berusaha,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *