TEROPONG, Bandung – Sebagai upaya menciptakan atmosfer akademik di lingkungan mahasiswa dan dosen di Universitas Sangga Buana (USB), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) kembali menggelar Seminar Nasional Sosial, Politik, Bisnis, Akuntansi dan Teknik (SoBAT).
Digelar di Gedung Serba Guna (GSG) USB Jl. Phh. Mustopa No.68 Bandung, seminar yang mengusung tema ‘Disruptive World Change Order: Creative and Innovation’ ini menghadirkan sejumlah narasumber terbaik baik dalam dan luar negeri seperti invited speaker Agus B. Januar dari Samuel Aset Manajemen dan Mohd Aminudin Jamlos yang merupakan Deputy Director, Research Management Centre, Universiti Perlis Malaysia.
“Selain merupakan sarana bagi para akademisi menyebarkan gagasan dan hasil penelitiannya, kegiatan SoBAT diharapkan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat,” kata Rektor USB Didin Saepudin dalam rilis yang diterima Teropongindonesia.com.
Dengan demikian, jelas Didin, masyarakat bisa langsung mengakses hasil penelitian dari para akademisi dengan langsung membaca publikasinya. Sehingga, masyarakat mendapatkan solusi dari masalah-masalah yang tengah dihadapinya.
“Saya berharap SoBAT ini di masa mendatang dapat dinaikkan levelnya dari seminar nasional menjadi seminar internasional,” ungkapnya.
Terkait terjadi disrupsi di bidang pendidikan, tambah Didin, banyak terjadi perubahan-perubahan yang cukup drastis dalam di bidang pendidikan.
“Kuncinya dalam menghadapi era disrupsi ini, yakni harus mau dan mampu untuk beradaptasi,” ungkapnya saat bertindak sebagai Keynote Speaker.
Direktur LPPM USB Nenny Hendajany menyebut, tujuan diadakannya kegiatan SoBAT ini salah satunya untuk menciptakan atmosfer akademik di lingkungan kampus USB baik untuk kalangan dosen maupun mahasiswa.
“LPPM USB berkomitmen untuk terus menciptakan kultur akademik, riset, karena itu memang merupakan tugas dan program utama kami,” sebutnya.
“Oleh karenanya, setiap tahun kami mengadakan SoBAT yang saat ini sudah memasuki tahun kelima,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana SoBAT ke-5, Erna Garnia menuturkan, setelah tiga tahun berturut-turut penyelenggaraan SoBAT dilakukan secara online penuh lantaran pandemi COVID-19.
Oleh karena itu, pada tahun ini SoBAT dilaksanakan secara offline (luring) dan juga online (daring) atau disebut dengan hybrid.
“Alhamdulillah pada SoBAT ke-5 jumlah pesertanya mencapai 176 peserta dari 18 perguruan tinggi dan 2 peserta di antaranya berasal dari perguruan tinggi luar negeri, yakni dari University Perlis Malaysia,” tuturnya.
“Selain itu, jumlah ini menjadi rekor peserta terbanyak selama pelaksanaan SoBAT sejak tahun 2019,” paparnya.
Terpisah, salah seorang peserta dari Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Berau (STIPER) Kalimantan Selatan Fitriah Agustika mengakui banyak mendapatkan ilmu dan referensi dalam kegiatan SoBAT ke-5.
“Saya mendapatkan banyak ilmu dan referensi untuk tesis, termasuk berbagai hal baru,” ungkapnya.
“Semoga dengan adanya seminar SoBAT ini kita bisa menjadi seorang yang kreatif dan inovatif,” imbuhnya.***