Ketua DPRD Jawa Barat Dorong Pencak Silat Jadi Muatan Lokal dan Prodi Perguruan Tinggi

Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Dr. Buky Wibawa, M.Si (Kiri) di dampingi Ketum IPSI Jabar, saat audiensi di kantor DPRD Jawa Barat. Jl. Diponegoro No.27. Bandung. Kamis, (02/10/2025). Foto dok. Humas.*

TEROPONG INDONESIA, BANDUNG,- Pencak silat harus menjadi muatan lokal pendidikan karena merupakan warisan budaya bangsa, membentuk karakter tangguh dan berbudaya pada peserta didik, serta melatih keterampilan bela diri dan menjaga kebugaran fisik atau ketahanan diri.

Melalui pencak silat, siswa diajarkan nilai-nilai positif seperti disiplin, rasa hormat, dan ketahanan mental, yang penting untuk perkembangan karakter.

Dijadikannya pencaksilat sebagai mulok akan memperkuat identitas lokal dan nasional, serta menjadi sarana menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia agar tidak punah. Terlebih pasca ditetapkannya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) milik bangsa Indonesia oleh UNESCO.

Hal tersebut dikemukakan Dr.Buky Wibawa, M.Si, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat saat menerima audiensi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jawa Barat dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), di kantor DPRD Jawa Barat, Jl. Diponegoro No.04, Bandung. Kamis (02/10/2025).

“Pencak silat adalah warisan budaya tak benda Indonesia yang perlu dilestarikan, dan menjadikannya muatan lokal adalah salah satu cara untuk melestarikannya, terutama yang memiliki ciri khas daerah masing-masing,” tutur Buky Wibawa.

Untuk itu, pihaknya sangat mendukung IPSI Jabar dan ISBI agar mulok dapat ditetapkan di lingkungan Dinas Pendidikan maupun Prodi dalam Perguruan Tinggi seperti ISBI.

“Untuk di lingkungan Disdik Jabar nanti kita akan koordinasikan kembali, sebenarnya dulu progres sudah berjalan dan terhenti karena pandemi covid-19,” ujar dia.

Yang jelas, kata dia. Kebudayaan harus jadi investasi bagi pemerintah daerah bukan cuma menjadikan beban. Untuk itu, muatan lokal (Mulok) pencak silat harus terintegrasi dalam lingkungan pendidikan.

“Ini terobosan bagus dari ISBI, nantinya akan melahirkan sarjana-sarjana budaya terintegrasi, sebagai penguat identitas bangsa, kita akan bantu optimal,” pungkas Ketua DPRD Jawa Barat.

Hal senada dikatakan, H. Phinera Wijaya, SE, Ketua Umum IPSI Jawa Barat, pihaknya mengapresiasi DPRD Jawa Barat untuk menindaklanjuti mulok pencak silat dalam lingkungan pendidikan.

“Dulu sudah berjalan, bahkan Bimbingan Teknik (Bimtek) untuk guru-guru olahraga di Disdik Jabar sudah dua kali berlangsung. Karena pandemi covid-19 dan Kabid GTK serta Kasi GTK Disdik Jabar meninggal, maka putus program tersebut,” kata kang Icak panggilannya.

Jika hari ini keinginan IPSI Jawa Barat dan ISBI memasukkan kurikulum pencaksilat di lungkungan pendidikan dalam fakultas sebagai Program Studi (PRODI) adalah terobosan yang brilian.

“Harus jadi, karena dengan terintegrasi dalam dunia pendidikan baik di lingkungan sekolah maupun kampus. Maka, akan membuktikan terhadap UNESCO, jika Pencak Silat adalah layak menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) milik bangsa Indonesia,” tegas kang Icak.

Kedepan, lanjut kang Icak. Sepertinya juga harus tersampaikan terhadap Gubernur Jawa Barat untuk memberikan dorongan terciptanya mulok pencak silat.

“Insya Allah, nanti kita juga bareng ketemu KDM bahas mulok pencaksilat, beliau kan juga cinta budaya,” pungkas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *