Sedekah Menutup 70 Pintu Kejelekan

Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, Rasul ﷺ bersabda :
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ عَنْ مِيتَةِ السُّوءِ
Sesungguhnya sedekah itu bisa memadamkan amarah tuhan dan menolak kematian yang jelek. [HR Tumudzi]

Ada yang menakjubkan di tengah-tengah kecelakaan viral yang terjadi di Balikpapan pada hari jumat lalu, dimana tampak beberapa motor rusak dan ringsek di jalan raya namun ada satu motor yang tampak masih utuh lengkap dengan sebuah plastik berisi kotak atau bungkusan putih yang digantungkan di motor tersebut. Dua pengendaranya pun selamat dan hanya mengalami luka ringan. Dan ternyata plastik bungkusan tersebut berisi kue sedekah yang rencananya akan dibagikan setiap hari Jumat. [matamata com]

Mereka berdua adalah suami Istri bernama Siti Marwiyah dan suaminya Bowo. Pagi itu seperti biasa mereka selalu pergi ke toko kue untuk membeli beberapa kue yang akan dibagikan gratis yang dilakukan rutin setiap hari Jumat. Saat kecelakaan maut itu terjadi dimana semua pengendara di sampingnya terpental diseruduk truk kontainer hingga luka-luka serius, patah kaki bahwan tewas ditempat ternyata keduanya hanya luka memar di lengan. Seakan Allah tahu bahwa di kue itu ada rizki yang harus diberikan ke orang yang membutuhkan melalui tangannya. [radarbanyumas co id]

Kejadian tersebut semakin meyakinkan kita akan keajaiban sedekah. Sedekah bisa menghindarkan dari kematian yang buruk sebagaimana keterangan hadits utama diatas. Imam Nawawi Al-bantani menjelaskan maksud dari kematian yang buruk adalah :
مَا لَا تُحْمَدُ عَاقِبَتُهُ مِنَ الْحَالاَتِ الرَّدِيْئَةِ كَالْحَرْقِ وَالْغَرقِ
Kematian yang jelek endingnya berupa kondisi yang jelek (mengenaskan) seperti terbakar atau tenggelam. [Tanqihul Qaulil Hatsits]

Dalam hadits lain, Rasul SAW bersabda :
الصَّدَقَةُ تَسُدُّ سَبْعِينَ بَابًا مِنَ السُّوءِ
Sedekah itu dapat menutup 70 pintu kejelekan. [HR Thabrani]

Baca Juga :  AI Tidak Bisa Gantikan Ulama Berfatwa

Keberadaan sedekah yang dapat menolak berbagai kejelekan tidak hanya dikenal dalam teori, namun dalam kenyataannya juga demikian. Ibnul Qayyim berkata :
وَلِلصَّدَقَةِ تَأْثِير ٌعَجِيْبٌ فِي دَفْعِ أَنْوَاعِ الْبَلاَءِ وَلَوْ كَانَتْ مِنْ فَاجِرٍ أَوْ ظَالِمٍ بَلْ مِنْ كَافِرٍ وَهَذَا أَمْرٌ مَعْلُوْمٌ عِنْدَ النَّاسِ وَأَهْلُ الْأَرْضِ مُقِرُّوْنَ بِذَلِكَ
Sedekah itu memiliki pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai macam bala bencana. Bahkan, sekalipun itu dari orang yang ahli maksiat, dzalim, maupun orang kafir. Khasiat sedekah seperti ini diketahui oleh banyak orang bahkan seluruh penduduk bumi mengakuinya hal tersebut.” [Durus Ramadhan]

Maka dari itu ada anjuran sebagian ulama masakini untuk melakukan sedekah subuh, agar sepanjang hari kita terhindar dari balak bencana, sesuai dengan anjuran hadits :
بَاكِرُوا بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ الْبَلَاءَ لَا يَتَخَطَّى الصَّدَقَةَ
Segerakanlah mengeluarkan sedekah karena balak bencana tidak akan bisa melewati (orang yang mengeluarkan) sedekah. [HR baihaqi]

Menguatkan keajaiban sedekah, Syekh Nawawi Al-Bantani menceritakan bahwa pada zaman Nabi Sulaiman AS hiduplah seorang laki-laki yang mempunyai pohon besar di samping rumahnya. Di atas pohon tersebut terdapat sarang burung yang berisi beberapa anak merpati (Rawsyanah). Kemudian istrinya menyuruhnya untuk mengambil anak merpati untuk dijadikan makanan bagi anak-anak mereka. Laki-laki itu pun lantas melakukanya. Selepas kejadian itu, induk merpati menghadap baginda Nabi Sulaiman AS untuk mengadukan kejadian tersebut. Akhirnya Nabi Sulaiman memanggil laki-laki itu dan menyuruhnya untuk bertobat. Laki-laki itu berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk tidak akan mengulangi perbuatannya.

Suatu ketika, si istri menyuruhnya untuk mengambil anak merpati lagi. Laki-laki itu pun berkata kepada istrinya, “Aku tidak akan melakukanya lagi sebab Nabi Sulaiman telah melarangku untuk berbuat yang demikian.” Istrinya menjawab, “Apakah kamu menyangka Nabi Sulaiman akan mempedulikan dirimu atau merpati itu? Sedangkan ia selalu sibuk dengan urusan kerajaannya.” Si istri tak henti-henti membujuknya agar ia mau melakukanya lagi. Hingga akhirnya ia terbujuk juga.

Baca Juga :  Mengapa Kita Wajib Mencintai Rasulullah Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam?...

Seperti biasanya ia memanjat pohon besar itu dan mengambil anak merpati lagi. Induk merpati kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian itu. Nabi Sulaiman pun menjadi marah karenanya. Kemudian Nabi Sulaiman memanggil dua setan, yang satu berasal dari ujung timur dan yang satunya berasal dari penjuru barat. Nabi Sulaiman AS berkata kepada dua setan itu,
اِلْزَمَا الشَّجَرَةَ فَإِذَا عَادَ الرَّجُلُ إِلَى الْأَفْرَاخِ فَخُذَا بِرِجْلَيْهِ وَأَلْقِيَاهُ مِنَ الشَّجَرَةِ
“Jagalah pohon besar itu. Dan ketika laki-laki itu mengulang perbuatannya mengambil anak merpati itu. Raih kedua kakinya dan jatuhkan ia dari pohon itu.”

Kedua setan itu pun bergegas pergi dan menjaga pohon itu. Ketika merpati sudah beranak lagi, laki-laki itu segera memanjat dan meletakkan kedua kakinya pada pohon itu. Tiba-tiba datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia menyuruh istrinya untuk memberikan sesuatu (bersedekah). Lantas istrinya berkata, “Aku tidak punya apa-apa.” Laki-laki itu turun dari pohon dan mengambil segenggam makanan. Lalu ia memberikannya kepada si pengemis itu. Setelah itu ia kembali memanjat pohon dan mengambil anak merpati.

Setelah itu, induk merpati kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian tersebut kepadanya. Nabi Sulaiman bertambah marah. Kemudian ia memanggil kedua setan yang diberi tugas menjaga pohon itu. Nabi Sulaiman berkata pada kedua setan itu, “Kalian berdua telah mengkhianatiku!” Dua setan itupun menjawab, “Kami sama sekali tidak menghianatimu. Kami terus menjaga pohon itu. Hanya saja, ketika laki-laki itu memanjat pohon datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lalu ia memberikan segenggam gandum untuk pengemis itu. Saat ia kembali memanjat pohon, kami sudah bergegas untuk meraihnya. Namun tiba-tiba Allah mengutus dua malaikat. Salah satu dari mereka meraih leherku dan melemparku sampai di tempat terbitnya matahari. Sedang yang satunya lagi meraih leher sahabatku dan melemparnya sampai di tempat terbenamnya matahari.” [Tanqihul Qaulil Hatsits]

Baca Juga :  Mustajabah Do’a Orang Tua

Perlu diketahui bahwa banyak hadits dhaif tentang keutamaan sedekah, namun demikian hadits tersebut boleh diamalkan. Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami (w. 974 H) berkata :
وَقَدْ تَقَرَّرَ أَنَّ الْحَدِيثَ الضَّعِيفَ وَالْمُرْسَلَ وَالْمُنْقَطِعَ وَالْمُعْضِلَ ، وَالْمَوْقُوفَ يُعْمَلُ بِهَا فِي فَضَائِلِ الْأَعْمَالِ إجْمَاعًا… وَلَا يُنْكِرُ ذَلِكَ إلَّا جَاهِلٌ مَغْرُورٌ
Telah menjadi ketetapan bahwa hadits dha’if, mursal, munqathi’, mu’dhal, dan mauquf, dapat diamalkan pada ranah “fadhail al-a’mal” (motivasi) dan tidaklah mengingkarinya kecuali orang bodoh lagi tertipu. [al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra]

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk selalu membantu orang lain dan bersedekah sehimgga kita senantiasa mendapatkan pertolongan-Nya dan terhindar dari balak bencana.

Penulis: Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama). [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *