(TEROPONG INDONESIA)-, Acara haul KH. Mohammad Ilyas ke 48 dan ulang tahun Pondok Pesantren Miftahul Huda Rawalo ke 62 dimulai sejak tanggal 31 Januari 2025. Rangkaian acara dimulai dengan kegiatan kirab khotimin, semaan Al -Qurán, khataman kutubussalafi, khotmil Qur’an, pengajian dan lainnya. Acara yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut menjadi kegiatan agama yang berfokuskan pada khataman oleh para santri dan acara pengajian atau berdoa bersama.
Ketua Panitia Harlah Pondok Pesantren Miftahul Huda tahun 2025, KH Habib Mahfud (Gus Habib), Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda Pesawahan Rawalo Banyumas menjelaskan pada umumnya panitia merasa ringan dalam menjalankan acara Haul tahun ini. Karena semua yang diagendakan dapat berjalan dengan sendirinya atau masing-masing.
“Sebab memang beliau / almarhum yang secara tidak langsung menggundang mereka yang hadir untuk mangayubagyo bersama dengan masyarakat”jelasnya kepada media cetak dan online melalui sambungan telephone pribadinya setelah sukses menyelenggarakan acaranya. (6/2/2025)
Menurutnya pengunjungnya hamir sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal yang istimewa pada tahun ini ada Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2010-2021, Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A yang mengisi kajian ilmiah siang dan malam dalam rangkain kegiatan wisuda sarjana/S-1
“Walapun sebelumnya sempat ada cuaca ekstrim pada H-1 di lingkungan sekitar. Namun pada acara semaan selesai, angginya berubah menjadi sepoy-sopoy dan membuat lebih nyaman” ungkapnya.
Pengajian ilmiah sebagai upaya mensyukuri proses wisuda dengan tema “Membangun Mahabbah Dalam Perpesktif Kutubul Maulid”. Di antaranya pembahasan kitab Barzanji, Diba’, dan Burdah, agar nantinya terus dibaca dan dipahami sebagai inspirasi atau kandungannya dapat diamalkan sesuai temanya pada era kekinian.
Gus Habib menyatakan bahwa setiap desa ada upaya mawa cara mawa rupa atau di tiap desa lingkungan punya sesuatu yang dihargai atau dimuliakan. Seperti di desa wilayah Rawalo ada haul pendiri pesantren, tokoh agama dan masyarakat atau haul KH. Mohammad Ilyas. Sebagai tradisi untuk menghargai sesuatu yang ada di masyarakat dengan melestarikannya, menerapkan keteladanannya hingga melanjutkan jejak perjuangannnya.
Gus Habib mengungkapkan kegiatan Haul bagian dari mengevaluasi pendidikan santri selama 1 tahun, khususnya tentang capaian mempelajari kitab, quran atau hafalannya.
Gus Habib menyimpulkan kehadiran Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A sebagai tokoh pelanjut Nahdlatul Ulama menarik animo yang sangat tinggi atau membuat masyarakat senang dan bangga saat menghadiri acaranya.
“Namun saya prihatin dengan kondisi sholawatan yang lama sudah ada di masyarakat, seperti Barzanjian dan manaqib dan lainya kurang diminitai oleh masyarakat dalam kesehariannya. Sebagian masyarakat lebih banyak memilih sholawatan dengan konser religi yang hanya ada pada momen-momen tertentu”ucapnya