TEROPONG INDONESIA-, Ibadah Shaum yang dinilai dapat mengendalikan hawa nafsu dalam diri manusia menjadi bahasan khusus Drs. H. Sukadi M.I.L Khotib Jum’at di berbagai masjid wilayah kota Bandung.
Drs. H. Sukadi M.I.L menjelaskan dalam kitab Durratun Nashihin karya Usman bin Hasan bin Ahmad al-Syakir al-Khaubawiy (1824 M/1239 H) terdapat pembahasan tentang ibadah puasa dapat mengalahkan atau mengendalikan gejolak hawa nafsu.
Menurutnya pada saat akal dan nafsu diciptakan, Alloh bertanya: siapakah Tuhanmu, alastu birobbikum?… Akal menjawab engkau adalah Tuhanku, qolu bala syahidna, sedangkan Nafsu menjawab engkau adalah engkau, Aku adalah aku. Setelah itu nafsu dihukum selama 100 tahun ditempat yang sangat panas, kemudian ditanya kembali, namun jawabannya tetap sama. Selanjutnya dihukum ditempat yang sangat dingin selama 100 tahun dan kemudian ditanya kembali dan jawabannya tetap sama. Sehingga dihukum untuk ke tiga kalinya dengan dilaparkan. Dan akhirnya setelah itu nafsu baru menjawab “Engkau adalah Tuhanku dan aku hambamu yang sangat lemah”, jelasnya saat wawancara khusus bersama media cetak dan online Koran SINAR PAGI di SMAN 1 Kota Bandung, tentang kegiatan ramadhan 1445 Hijriah dan tema yang akan disampaikan kepada umat.(15/3/2024)
Seperti halnya Adam dan Hawa saat dilarang mendekati buah khuldi, walaa taqraba hadzihi asy-syajarah. Namun bisikan saitan dan nafsu mendorong untuk memakan buah tersebut. Sehingga Adam dan Hawa dihukum untuk mendidik nafsunya selama 30 hari dengan berpuasa dan akhirnya Nabi Adam memanjatkan doa: “Robbana dholamna Anfusana wa inlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khosirin”. Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi”. Maka setelah shaumnya selesai dan berdo’a, keduanya diampuni.
Drs. H. Sukadi M.I.L mengungkapkan bahwa nafsu yang cenderung mendorong untuk suka makan, minum, rakus terhadap harta, bersetubuh dengan lawan jenis atau banyak tidur yang dapat memutus hubungan hamba dengan tuhannya atau lalai dalam ibadah. Semua itu dapat mudah dikendalikan dengan ibadah shaum di siang hari atau sholat tarawih dan tadarus di malam harinya di bulan-bulan ramadhan. Sehingga dengan mudah menguatkan kembali hubungan dengan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.