Era Disrupsi Teknologi Sebagai Momen Refleksi Arah Kebangkitan Nasional Indonesia

Penulis: Karina Wahyu N, S.Si., M.T (Dosen Politeknik Piksi Ganesha)

Hari Kebangkitan Nasional Indonesia adalah momentum yang tepat untuk merefleksikan nilai-nilai yang mendasari kebangkitan bangsa dan semangat perjuangan bangsa. Pada momen ini juga, saat yang tepat untuk mengidentifikasi tantangan dan perubahan yang perlu dilakukan. Kita dapat berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam memajukan bangsa melalui aksi nyata, baik di bidang pendidikan, ekonomi, lingkungan, maupun sosial.

Tantangan Revolusi Industri 4.0 membawa perubahan yang signifikan melalui perkembangan teknologi, merombak cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan bahkan berinteraksi dengan lingkungan sekitar melalui kecerdasan buatan (AI), robotika, otomasi, dan internet of things (IoT). Kemudian muncullah istilah era disrupsi, yaitu perubahan yang masif, cepat, dengan pola yang sulit tertebak, menyebabkan ketidakpastian, kompleksitas hubungan antar faktor penyebab perubahan dan ambiguitas dalam arah perubahan menyangkut tatanan kehidupan manusia yang telah berjalan saat ini.

Untuk menghadapi era ini, setiap manusia merenungkan kembali dan menjaga hubungan yang kuat kepada Tuhan sebagai sumber kekuatan spiritual yang dapat memberikan arah, kebijaksanaan, untuk menghadapi perubahan dan tantangan. Manusia menyadari sebagai makhluk ciptaanNya, diciptakan dengan kapasitas dan potensi unik dalam bidang tertentu dalam kehidupan. Memahami pengetahuan diri tentang potensi diri dalam bidang tertentu tersebut dapat menjadi langkah awal untuk beradapatasi dalam menghadapi disrupsi teknologi. Sehingga tiap manusia secara unik dapat bertanggung jawab dalam mengembangkan teknologi yang berkelanjutan, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Arah pendidikan pun berubah seiring sebagai bentuk konsekuensi munculnya revolusi industri 4.0. Pendidikan yang membantu mengembangkan potensi unik individu dan menggunakan teknologi sebagai sumber belajar dalam proses belajar mengajar akan mengubah cara berpikir, belajar dan berperilaku seorang peserta didik. Pemetaan kurikulum yang sesuai dan meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sebagai fasilitator bagi peserta didik dapat mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan keunggulannya masing-masing tanpa harus mengikuti arus / tren profesi tertentu. Dengan membangkitkan potensi-potensi manusia yang unik inilah, kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional, untuk memperkuat pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual, moral, dan kebangsaan, merenungkan peran dan tanggung jawab kita sebagai manusia dalam menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan dapat bersinergi secara harmonis.

Baca Juga :  Kemensos Bagikan Mesin Produksi Es Batu Kapasitas 5 Ton dan 1.000 Ekor Ayam Petelur ke Biak Numfor Papua

Kemudian keberagaman dan kekayaan budaya yang dimiliki, penting untuk dipertahankan dan mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dalam perkembangan teknologi dan inovasi. Hal ini membantu membangun fondasi yang kuat bagi perkembangan bangsa yang berkelanjutan dan seimbang. Kolaborasi dan kemitraan menjadi semakin penting, baik kolaborasi antara individu, lembaga pendidikan, sektor swasta, atau pemerintah untuk dapat menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan Indonesia dan menghadapi perubahan dengan lebih baik.

Selamat memperingati hari kebangkitan Nasional Indonesia. Melalui refleksi ini, semoga kita dapat terus menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai yang telah membentuk identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *