Setiap Manusia Akan Dibangkitkan Berdasarkan Kondisi Akhir Kehidupannya ?…

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, Rasul ﷺ bersabda :
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya.” [HR Muslim]

“Wahai manusia, jangan engkau tertipu daya oleh dunia yang fana sebagai tempat ujian bagi kita. Dunia sementara akhirat selama-lamanya. Orang kaya mati, orang miskin mati, raja-raja mati, rakyat biasa mati. Semua pergi menghadap ilahi. Dunia yang dicari tak ada yang berarti. Takkan dibawa mati”. Ini adalah lirik lagu dengan judul Dunia Sementara Akhirat Selamanya yang dibawakan oleh Derry Sulaiman. Lagu ini begitu menyentuh dan menggetarkan hati, seakan menjadi cambuk yang memaksa kita sadar dari tipudaya kehidupan duniawi.

Steve Jobs, mantan bos Apple Inc, Pixar Animation pernah masuk ke dalam nama-nama daftar orang terkaya di Amerika pada tahun 2009 dengan kekayaan bersih sebanyak $ 5,1 miliar. Dan Ia meninggal di California di usia 55 tahun akibat komplikasi kanker pada 5 Oktober 2011 silam. Menariknya sebelum meninggal, Ia ungkapkan kata-kata terakhirnya “Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan… Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenung jalan kehidupanku, kekayaan, nama, kedudukan semuanya itu tidak ada artinya lagi… Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentaspun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir”. [Lensaindonesia com]

Orang yang memiliki kekayaan trilyunan dan memiliki nama yang tenar seperti Staven Jobs, merasa bahwa kekayaan dan popularitasnya tidak ada artinya apa-apa untuk menghadapi ajalnya. Lantas bagaimana dengan kita? Ya kita! Kita yang tidak memiliki kekayaan trilyunan dan juga tidak memiliki popularitas level dunia sepertinya namun menganggap diri ini kaya dan pupuler seakan-akan itu semua bisa membantu menghadapi kematian. Astaghfirullah, Benarlah kata orang bijak “Banyak orang yang sibuk memikirkan hidup enak sampai lupa memikirkan bagaimana mati enak”. Abu Sulaiman Ad-Darani berkata : Aku melihat di pintu gerbang kota damaskus tertulis syair :
فَكَمْ مِنْ فَتًى يُمْسِي وَيُصْبِحُ لَاهِيًا * وَقَدْ نُسِجَتْ أَكْفَانُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِي
Betapa banyak pemuda yang bermain-main di petang dan pagi hari padahal kain kafan mereka sedang ditenun tanpa disadarinya [Ibnu Abdil Barr, Bahjatul Majalis]

Baca Juga :  Jaga Debit Air Untuk Pertanian, Bupati Siap Fasilitasi Kegiatan Konservasi

Menjelaskan maksud hadits utama di atas, Al-Munawi berkata :
أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ
“Yaitu seseorang akan meninggal sesuai dengan keadaan yang biasa ia jalani semasa hidupnya dan iapun akan dibangkitkan sesuai keadaan tersebut” [At-Taysir bi Syarhil Jami’is Shagir]

Hal ini mengingatkan saya kepada cerita seorang mudin yang berkisah dengan kisah yang dilihat secara langsung dengan mata kepalanya sendiri. Ada orang meninggal yang berbau amis tak lumrah, tidak ikut memandikan, tidak menyentuh namun bau amis itu seperti lengket ke bajunya sampai ia pulang. Ada juga tanah kuburan yang susah digali sehingga penggalian dianggap cukup meskipun kedalamannya tidak wajar seperti kuburan kanan kirinya. Ada juga kuburan yang berair sehingga liang harus ditutup dengan triplek keliling. Ada juga kain kafan yang dipotong sesuai ukuran namun waktu dipasangkan ternyata kurang panjang. Bahkan ada yang aneh tapi nyata, ada ular didalam kafan mayat padahal mudin tadi yang memasangkan kain kafan tanpa melihat apa-apan. dan ada juga ular di keranda ketika mayat mau dikebumikan dan hal itu membuat orang-orang kaget namun ular itu hilang entah kemana.

Sekali lagi kisah itu nyata, barangkali kalau divisualkan seperti sinetron Hidayah di Trans TV, Rahasia Ilahi di TPI, Iman di SCTV, Azab di Indosiar dan Dzolim di MNC TV. Banyak orang menilai bahwa kisah-kisah demikian hanyalah fiksi belaka namun kesaksian mudin tersebut adalah fakta dan saat bercerita disaksikan beberapa orang yang membenarkannya.

Namun demikian banyak juga orang yang meninggal dalam keadaan tersenyum, kata mudin tadi dan setelah diteliti rata-rata mereka adalah orang yang sabar sewaktu hidupnya. Ada juga mayat yang utuh padahal sudah dikubur selama puluhan tahun, hal ini diketahui secara tidak sengaja ketika menggali liang kubur baru namun ternyata di dalamnya ada mayat dengan kondisi utuh.

Baca Juga :  Rakor Cadisdik Wilayah XI, Plh.Kadisdik Evaluasi Pasca-PPDB 2024 Jadi Perbaikan ke Depan

Mengenai utuhnya jasad mayat juga dikisahkan oleh Robeh bin Maid Alhasbi, salah seorang penjaga Makam Para Syuhada, bahwa pada tahun 46 Hijriah atau 667 Masehi atau 43 tahun setelah Perang Uhud, terjadi banjir besar di sekitar Uhud. Setelah banjir itu ditemukan dua jasad yang dipercayai kuat sebagai jasad Hamzah dan Abdullah. Kedua mayat tersebut masih utuh dan segar bahkan ada darah segar yang menetes dari luka di tubuh Hamzah. [news detik com]

Demikian pula terjadi pada Syaikh Nawawi Al-Bantani yang saat itu kuburnya berusia 3 tahun. Petugas dari pemerintah kota Makkah hendak menggali kuburnya untuk peremajaan. Namun jasad beliau ditemukan masih utuh tidak kurang satu apapun. Bahkan kain putih kafan penutup jasad beliau tidak sobek dan tidak lapuk sedikit pun. Oleh karena itu, pemerintah Arab Saudi melarang membongkar makam Syekh Nawawi Al-Bantani.Jasadnya lalu dikuburkan kembali seperti sediakala. Hingga sekarang makamnya tetap berada di Ma’la, Makkah. [padangkita com]

Kondisi demikian seakan tak masuk akal namun Dr Abdul Hamid Al Qudhah mencoba membuktikan lewat penelitiannya yang dituangkan dalam bukunya Al-Mikrubat wa Karamatusy Syuhada, yang telah diterjemahkan dengan judul Jasad Syuhada Tak Membusuk. [dream co id]

Kelak ketika dibangkitkan, seseorang akan berada pada kondisi baik atau buruk sesuai kehidupannya sebagaimana kandungan hadits utama di atas. Diriwayatkan dari Al-Miqdam RA, Rasulullah SAW bersabda :
مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُوْتُ سِقْطاً وَلَا هَرِماً وَإِنَّمَا النَّاسُ فِيْمَا بَيْنَ ذَلِكَ إِلَّا بُعِثَ ابْنَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِيْنَ سَنَةً، فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ كَانَ عَلَى مَسْحَةِ آدَمَ، وَصُوْرَةِ يُوْسُفَ، وَقَلْبِ أيُّوبَ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عَظُمُوْا وَفَخُمُوْا كَالجِبَالِ
Tidak ada satu pun orang nanti, baik yang mati keguguran atau mati tua, (dibangkitkan dalam kondisi seperti itu). Mereka akan dibangkitkan sekira usia 33 tahun. Jika ia termasuk penghuni surga, maka ia akan seperti perawakan Nabi Adam AS, rupa Nabi Yusuf AS, dan hati Nabi Ayub AS. Tetapi jika ia termasuk penghuni neraka, maka ia akan membesar dan membengkak seperti gunung-gunung (sebagai bahan bakar neraka)” [HR Al-Baihaqi]

Baca Juga :  Gubernur Jateng Resmikan Akses Air Bersih Bagi MBR di Kampung Laut

Wallahu A’lam. Semoga Allah al-Bari membuka hati dan fikiran kita untuk senantiasa ber-amal shalih sampai ajal tiba. Semoga Kita semua diberikan kebahagiaan dunia dan akhirat serta dapat mengakhiri hidup yang fana ini dengan Husnul Khatimah.

Penulis: Dr.H.Fathul Bari.,SS.,M.Ag

Pondok Pesantren Wisata
AN-NUR 2 Malang Jatim
Ngaji dan Belajar Berasa di tempat Wisata
Ayo Mondok! Mondok Itu Keren!

“Ballighu Anni Walau Ayah” Silahkan Share sebanyak-banyaknya kepada semua grup yang ada. Al-Hafidz Ibnul Jawzi berkata : Barang siapa yang ingin amalnya tidak terputus setelah ia wafat maka sebarkanlah ilmu (agama). [At-Tadzkirah Wal Wa’dh]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *