Oleh: Asep Tapip Yani(Dosen Pascasarjana UMIBA Jakarta)Pendahuluan
Dalam pendidikan modern, pendekatan deep learning semakin populer karena menawarkan metode belajar yang lebih mendalam, penuh makna, dan berkelanjutan dibandingkan dengan pendekatan belajar tradisional yang lebih dangkal. Deep learning sebagai pendekatan belajar melibatkan pemahaman yang lebih dalam daripada sekadar hafalan atau mengingat fakta-fakta secara cepat, dengan tujuan agar siswa benar-benar memahami konsep secara konseptual dan mampu mengaitkannya dengan konteks yang relevan.
Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan membuat hubungan antar konsep, yang sangat penting dalam era informasi dan tantangan kompleks saat ini.
1. Konsep Dasar Deep Learning dalam PendidikanDeep learning sebagai pendekatan belajar berfokus pada tiga aspek utama:
Pemahaman Mendalam: Siswa didorong untuk menggali materi secara mendalam, bukan hanya memahami permukaan, tetapi juga memahami makna dan konsep di balik materi tersebut.
Keterkaitan Konsep: Pendekatan ini membantu siswa menghubungkan konsep-konsep baru dengan pengetahuan yang sudah ada, sehingga tercipta pemahaman yang lebih kuat dan aplikatif.
Pembelajaran Aktif dan Berbasis Masalah: Siswa didorong untuk berpikir kritis melalui pengalaman belajar aktif, misalnya dengan diskusi, proyek kolaboratif, atau pemecahan masalah yang menantang.
Dalam proses deep learning, siswa tidak hanya memahami “apa,” tetapi juga “mengapa” dan “bagaimana” suatu konsep atau fenomena terjadi, yang memberi nilai lebih pada pengalaman belajar.
2. Perbedaan Deep Learning dan Surface Learning
Deep Learning menekankan pada pemahaman yang mendalam dan kritis atas materi pembelajaran. Siswa yang menggunakan pendekatan ini memiliki motivasi intrinsik untuk belajar, sehingga mereka mengingat dan dapat menerapkan apa yang mereka pelajari dalam jangka panjang.
Surface Learning atau pembelajaran dangkal cenderung berfokus pada penguasaan hafalan dan sekadar mencapai hasil jangka pendek, seperti lulus ujian. Pendekatan ini sering kali tidak mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam.
Dengan demikian, deep learning memungkinkan siswa untuk lebih memahami konteks dan alasan dari apa yang mereka pelajari, sedangkan surface learning seringkali hanya menyentuh bagian permukaan materi yang dapat terlupakan dalam waktu singkat.
3. Manfaat Deep Learning dalam Pendidikan
Pendekatan deep learning memiliki berbagai manfaat yang signifikan dalam dunia pendidikan, di antaranya:
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis: Siswa belajar untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi, bukan hanya menghafal. Mereka mampu berpikir logis, kritis, dan mengemukakan argumen yang mendalam.
Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah: Dengan pendekatan deep learning, siswa lebih mudah mengidentifikasi dan menganalisis masalah secara mendalam, memungkinkan mereka untuk menemukan solusi yang relevan dalam situasi yang kompleks.
Mendorong Kolaborasi dan Interaksi: Deep learning biasanya menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan kolaborasi, seperti diskusi kelompok dan proyek berbasis masalah. Ini meningkatkan kemampuan komunikasi, kerjasama, dan saling memahami di antara siswa.
Mendukung Pembelajaran Berkelanjutan: Karena siswa lebih memahami dan memaknai konsep, mereka lebih mungkin menerapkan pengetahuan ini di dunia nyata dan mempertahankan pemahaman ini dalam jangka panjang.
4. Strategi Menerapkan Deep Learning dalam Pembelajaran
Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh pendidik untuk mendorong deep learning di kelas:
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning): Guru dapat menggunakan studi kasus atau situasi nyata yang menantang siswa untuk memecahkan masalah. Hal ini memotivasi siswa untuk berpikir kritis dan menemukan solusi yang kreatif dan efektif.
Diskusi Kelas dan Debat: Mengajak siswa untuk berdiskusi atau berdebat membantu mereka berpikir kritis dan mendengarkan berbagai sudut pandang. Diskusi yang produktif juga mempromosikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi.
Proyek Kolaboratif: Proyek berbasis kolaborasi membuat siswa berinteraksi satu sama lain, berbagi perspektif, dan bekerja bersama dalam memahami konsep-konsep yang kompleks.
Refleksi dan Jurnal Pembelajaran: Siswa dapat diminta untuk menulis jurnal tentang apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka memahami konsep tersebut. Ini membantu siswa merenungkan materi dan memproses informasi dengan lebih mendalam.
5. Tantangan dalam Menerapkan Deep Learning
Meski memiliki banyak manfaat, penerapan deep learning dalam pembelajaran menghadapi beberapa tantangan, seperti:
Keterbatasan Waktu: Karena deep learning menuntut pembelajaran yang mendalam dan penuh makna, waktu yang dibutuhkan lebih panjang. Ini dapat menjadi kendala dalam kurikulum yang padat.
Kemampuan Guru dalam Mengelola Kelas: Penerapan deep learning membutuhkan kemampuan guru dalam mengelola kelas, memfasilitasi diskusi yang produktif, dan memotivasi siswa untuk berpikir kritis.
Tuntutan Evaluasi yang Lebih Kompleks: Menilai hasil deep learning tidak bisa dilakukan hanya dengan ujian pilihan ganda atau hafalan. Guru perlu menggunakan metode evaluasi yang lebih komprehensif seperti penilaian proyek atau rubrik berbasis kompetensi.
KesimpulanDeep learning sebagai pendekatan belajar menawarkan banyak keunggulan dalam pendidikan karena mendorong siswa untuk belajar lebih mendalam, berpikir kritis, dan memahami konteks pembelajaran. Pendekatan ini juga membantu siswa menghubungkan teori dengan praktik dan memecahkan masalah yang relevan. Meski tantangan penerapannya cukup besar, terutama dalam hal waktu dan manajemen kelas, manfaat deep learning dapat memberikan dampak jangka panjang dalam membentuk siswa yang kompeten, kritis, dan siap menghadapi tantangan dunia nyata.
Dengan memanfaatkan deep learning, pendidikan dapat lebih dari sekadar menyampaikan informasi; ia bisa menjadi sarana untuk mengembangkan pemikiran kritis dan kemampuan problem-solving yang akan bertahan seumur hidup.