RSUD Haji Ingatkan Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Geraham & Menyikat Gigi Setiap Malam

TEROPONG INDONESIA- Sidoarjo-, Banyak anak usia sekolah di Indonesia masih belum menyadari pentingnya menjaga gigi geraham pertama yang tumbuh di usia sekitar enam tahun. Padahal, gigi tersebut merupakan gigi permanen yang harus dirawat seumur hidup.

Fakta ini terungkap dalam kegiatan skrining kesehatan gigi dan mulut gratis yang digelar oleh RSUD Haji Provinsi Jawa Timur, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.

Kegiatan ini merupakan bagian dari sinergi program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur. Skrining berlangsung di SDN Kedondong 2, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Senin (20/10/2025).

Pemeriksaan dilakukan oleh drg. Siti Nur Lestari, Dokter Spesialis Gigi Anak RSUD Haji Prov. Jatim. Ia mengungkapkan bahwa lebih dari 60 persen anak yang diperiksa mengalami gigi geraham berlubang, terutama di bagian belakang yang jarang diperhatikan.

“Banyak anak dan orang tua mengira gigi geraham yang tumbuh di usia enam tahun masih gigi susu. Padahal itu sudah gigi dewasa yang harus dijaga seumur hidup,” jelas drg. Siti.

Kesalahpahaman ini menyebabkan anak-anak terlambat mendapatkan perawatan yang semestinya. Akibatnya, tidak sedikit anak kehilangan gigi geraham permanen di usia muda, yang berdampak pada bentuk wajah dan kemampuan mengunyah.

“Kalau giginya sampai dicabut, wajah bisa jadi asimetris dan kemampuan mengunyahnya berkurang. Karena itu perlu kesadaran sejak dini untuk merawat gigi permanen,” tambahnya.

Penting Kenali Gigi Geraham Pertama

drg. Siti menjelaskan bahwa gigi geraham pertama biasanya tumbuh di usia enam tahun di rahang bawah dan tujuh tahun di rahang atas, tanpa menggantikan gigi susu. Karena tumbuh di belakang gigi susu terakhir, banyak orang tua tidak menyadari keberadaannya.

“Gigi ini muncul seolah sebagai gigi tambahan, padahal justru itu gigi tetap yang harus dijaga seumur hidup,” paparnya.

Ia menekankan pentingnya literasi kesehatan gigi sejak dini, baik di sekolah maupun di rumah, agar anak-anak mengenal dan merawat gigi permanennya secara tepat.

Selain deteksi dini, drg. Siti menegaskan bahwa menyikat gigi sebelum tidur malam jauh lebih penting dibandingkan pagi hari.

“Yang paling penting itu malam hari sebelum tidur. Kalau pagi tidak sempat, masih bisa ditoleransi. Tapi kalau malam tidak sikat gigi, bakteri akan berkembang, karena mulut kering saat tidur,” tegasnya.

Saat tidur, produksi air liur menurun dan mulut tertutup, sehingga bakteri mudah berkembang biak. Jika gigi masih kotor, interaksi antara bakteri dan sisa makanan dapat merusak enamel dan menyebabkan gigi berlubang.

“Kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi sebelum tidur bisa mencegah sebagian besar kasus gigi berlubang pada anak,” sambungnya.

Terkait kebiasaan membawa sikat gigi ke sekolah, drg. Siti menilai hal tersebut belum diperlukan, jika fasilitas kebersihan seperti wastafel dan air bersih belum memadai.

“Kalau tidak tersedia air bersih dan saluran pembuangan yang baik, kegiatan sikat gigi di sekolah justru bisa menimbulkan kotoran baru. Jadi edukasi kebersihan harus disesuaikan dengan fasilitas,” ujarnya.

Komitmen Membangun Generasi Sehat

Kegiatan skrining gigi ini menjadi bagian penting dari rangkaian Germas yang juga meliputi edukasi gizi seimbang serta pemeriksaan mata, telinga, hidung, dan tenggorokan. Temuan tingginya kasus gigi berlubang menjadi perhatian tersendiri karena menunjukkan masih rendahnya literasi perawatan gigi di kalangan anak sekolah dasar.

“Pesannya sederhana, kalau sudah ada gigi yang berlubang, segera dirawat, jangan sampai dicabut. Dan yang paling penting, biasakan menyikat gigi setiap malam,” tutup drg. Siti.

Melalui kegiatan bakti sosial ini, RSUD Haji Provinsi Jawa Timur dan seluruh instansi terkait tidak hanya memperingati HUT ke-80 Pemprov Jatim, tetapi juga memperkuat komitmen membangun generasi muda yang sehat dan berpengetahuan. Edukasi gigi anak diharapkan menjadi langkah kecil namun berdampak besar untuk menumbuhkan kebiasaan menjaga kesehatan mulut demi masa depan anak-anak yang lebih sehat dan penuh senyum.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *