Penulis: Jujun Suryana (Staf di Kantor Asda Pemkesra Jabar)
Dalam kehidupan, sering kali kita merasakan kekecewaan ketika segala yang telah direncanakan dengan matang, dan diusahakan sekuat tenaga, namun hasilnya tak sejalan dengan harapan.
Di titik inilah, terkadang muncul dorongan untuk melawan keadaan, menolak realita, dan mempertanyakan kepada semesta “adilkah ini?” Namun, pernahkah kita berpikir bahwa tidak semua hal harus sesuai dengan kemauan kita? Pernahkah kita sadari ada campur tangan kekuatan semesta, kekuatan yang Maha Besar yang tak bisa dilawan.
Semesta Tidak Pernah Salah Arah
Semesta, dalam pemahaman yang lebih luas, bisa berarti kehendak Allah SWT, hukum alam, atau perjalanan takdir yang telah digariskan.
Ketika suatu kejadian terjadi di luar kendali kita, bukan berarti semesta sedang berusaha menjatuhkan kita. Bisa jadi, itu adalah pelajaran yang harus diterima, bagian dari proses pendewasaan, atau jalan memutar yang akan membawa kita pada tujuan yang lebih indah. Maka, jangan melawan semesta ikuti saja iramanya dengarkan apa yang ingin ia ajarkan.
Ikhlas Bukan Berarti Pasrah
Mengikuti alur semesta bukan berarti menyerah tanpa usaha. Justru sebaliknya, kita harus tetap berjuang sebaik mungkin, dan mempersiapkan hati yang lapang untuk bisa menerima apapun hasil akhirnya.
Belajar ikhlas, berhenti berperang dengan diri sendiri. Tak perlu lagi menguras energi untuk mempertahankan hal-hal yang bukan milik kita. Lebih baik memilih tenang di tengah badai, karena badai pun tak akan selamanya.
Melawan Semesta Adalah Melawan Diri Sendiri
Sering kali, perlawanan terhadap keadaan hanya akan menorehkan luka batin yang lebih dalam. Kita menutup pintu-pintu baru karena terlalu terpaku pada satu arah. Padahal, semesta mungkin sedang menawarkan sesuatu yang lebih besar, yang hanya bisa kita peroleh jika bersedia melepaskan. Maka, saat segalanya terasa sulit dan di luar kendali, jangan mempertanyakan “kenapa ini terjadi?”, tetapi renungkan “apa yang ingin diajarkan semesta?”
Menemukan Kedamaian Dalam Kepercayaan
Ketika kita berhenti melawan, kepercayaan akan tumbuh. Percaya bahwa setiap kejadian punya makna. Bahwa setiap penolakan adalah perlindungan. Bahwa setiap kehilangan adalah pembukaan jalan baru. Dengan percaya, kita akan menemukan kedamaian. Dari kedamaian itulah, tumbuh kekuatan untuk bangkit dan melangkah lebih bijak.
Hidup adalah tarian antara usaha dan penerimaan
Kita boleh bermimpi, bercita-cita, dan bekerja keras. Namun pada akhirnya, kita juga harus siap menerima kenyataan, berlapang dada jika tak sesuai dengan harapan.
Jangan melawan semesta, karena semesta bukan musuh ia adalah harmoni, bukan penolakan ia adalah
sahabat yang sedang menemanimu pada versi terbaik dari dirimu.
“Apa yang ditakdirkan untukmu takkan pernah melewatimu. Dan apa yang melewatimu, memang bukan untukmu.”
Jangan Melawan Semesta: Belajar Ikhlas dari Kehidupan





