30 Menit Weekend Lintas Negara, Jejak Yayuk Setyaningsih Melestarikan Aksara Nusantara di Indonesia & Hongkong

Yayuk Setyaningsih Ketua SANHK saat mengadiri acara di KJRI Hongkong

(TEROPONG INDONESIA)-, “Jika kita mampu membaca naskah-naskah kuno, maka kita akan mampu memahami keaslian tentang isi sejarahnya. Karena naskah tersebut sulit untuk dipalsukan”

Yayuk Setyaningsih Ketua Sinau Aksara Nusantara Hongkong menjelaskan melestarikan aksara nusantara bagian dari menjaga keaslian sejarah yang ada di Indonesia. Karena jejak sejarah dari naskah-naskah itu cenderung sulit atau jarang dipalsukan. Sehingga apa yang didapat akan lebih terjamin keasliannya.

“Namun untuk mengawali atau memiliki kemampuan membaca naskah-naskahnya, perlu diawali dengan belajar menekuni tentang aksara nusantara,” jelasnya kepada media cetak dan online Koran SINAR PAGI mitra publikasi Teropongindonesian.com & Jurnalisindependenbersatu.com saat interaktif bertema 30 Menit Weekend Lintas Negara tentang Melestarikan Aksara Nusantara di Indonesia & Hongkong (8/4/2024)

Awal mula saya memberanikan diri untuk mendirikan komunitas aksara nusantara di Hongkong. Niatnya berbagi ilmu aksara nusantara yang sebagian besar didapat dari media sosial group FB bernama ‘Belajar Menulis Manual’. Saya bergabung di group tersebut pada bulan Agustus 2020 dan setelah belajar di sana secara online kurang lebih satu tahun,  saya punya ide untuk membuat komunitas aksara.

Ide itu terlintas dan didukung oleh beberapa teman Pekerja Migran Indonesia (PMI) Hongkong yang ikut sinau aksara di group manual. Selanjutnya membuat komunitas aksara untuk wadah teman-teman sinau bareng dan jika nanti ada yang pulang ke kampung halaman akan ada penerusnya.

Setelah dapat restu dari para guru aksara, pada 8 Agustus 2021 komunitas ‘Sinau Aksara Jawa Hongkong (SAJHK)’ resmi dibuat dengan mengadakan syukuran kecil dan mengundang beberapa teman. Acara itu bertujuan untuk memperingati hari berdirinya SAJHK. Serta mendo’akan agar diberi kemudahan dan kekuatan dalam menjalankan visi misi SAJHK(mengingatkan kembali dan berbagi ilmu aksara Jawa kepada teman-teman PMI HK).

Syukuran sederhana ulang tahun yang ke-2 (jatuh pada tanggal 8 Agustus tapi kami rayakan tanggal 27 Agustus) serta pergantian nama komunitas yang sebelumnya ‘Sinau  Aksara Jawa Hongkong (SAJHK) menjadi ‘Sinau Aksara Nusantara Hongkong (SANHK).

Baca Juga :  Tahapan Pendaftaran PPDB SMA SMK SLB Negeri Jabar Mulai Disosialisasikan di Mei 2023

Yayuk Setyaningsih menceritakan karena acaranya bertepatan dengan bulan perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia. Kami ikut merayakan sekalian dengan bagi-bagi buku saku Aksara Jawa dan gantungan kunci SANHK kepada teman-teman yang ada di area lapangan rumput Causeway Bay. Waktu itu kami hanya berempat saja, jadi kami berfikir setelah potong tumpeng tidak ada susunan acara lainnya, selain bagi-bagi buku dan gantungan kunci tadi.

“Tapi tanpa kami sadari, ternyata saat fokus potong tumpeng ada rombongan (kira-kira ada 30 an orang) yang dari tadi memperhatikan lapak kami. Selesai potong ujung tumpeng sebagai simbol, beliau-beliau langsung menyerbu dengan berbagai pertanyaan dan pernyataan. Masih dalam keadaan bingung karena tanpa aba-aba, kamipun lekas menyambut seadanya dan perlahan kami bisa menguasai keadaan, lalu obrolan kami mengalir begitu saja,” ungkapnya.

Ternyata rombongan tersebut adalah Professor dan Dosen dari Universitas Ahmad Dahlan dan Siber Muhammadiyah yang sedang melakukan kunjungan di Hongkong. Tak lama kemudian beliau-beliau pamit untuk melanjutkan kegiatan rombongan. Namun sebelum itu, kami foto bersama dan memberikan apresiasi juga pesan kepada SANHK agar terus semangat menyebarkan ilmu aksara di Hongkong. Dan hari itu, menjadi kado istimewa bagi SANHK.

Yayuk Setyaningsih memaparkan awal kegiatannya sinau aksara masih via online di group Whatsapp yang anggotanya ada 12 orang dan kalau libur minggu keliling bagi-bagi buku saku aksara Jawa. Setelah semuanya berjalan dengan lancar, pada akhir Januari 2022. Kami mendaftarkan komunitas SAJHK ke Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) dan diterima dengan baik. Setelah pengurus komunitas menjelaskan visi misi SAJHK dengan presentasi langsung ke staff KJRI bagian Pensosbud. Dan mulai hari itu tercatat resmi di KJRI dan setelahnya komunitas SAJHK sering diundang di acara-acara KJRI.

Baca Juga :  Siswa SMPN 10 Kota Sukabumi, Muhammad Aydan Alfatih, Wakili Kota Sukabumi Pada Pentas PAI Bidang MHQ di Tingkat Jabar

Pada bulan April 2022 dikarenakan suatu hal, saya harus pulang ke Indonesia dan sementara komunitas harus fakum karena belum ada yang bisa meneruskan. Kemudian bulan Maret 2023, saya kembali bekerja ke Hongkong dan SAJHK, saya teruskan lagi. Tapi tanpa anggota, karena banyak yang pulang ke Indonesia.

“Saya tidak putus asa, bahkan terus ikut kelas sinau aksara Jawa Kuna (Jakun) via online untuk menambah wawasan tentang aksara dan sejarah Jawa Kuno. Dan dari ikut kelas Jakun, saya berkesempatan bertanya kepada para ahli, salah satunya meminta tips untuk SAJHK. Setelah mendengarkan penjelasan singkat yang diutarakan tentang komunitasnya. Ada saran untuk kemajuan kedepannya atau memperluas jangkauannya dengan mengganti nama komunitas agar bisa merangkul teman-teman dari luar Jawa dengan nama Nusantara. Dari saran itu, pada ulang tahun yang ke-2 yaitu bulan Agustus 2023 nama SAJHK resmi berganti SANHK (Sinau Aksara Nusantara Hongkong) dan sudah tercatat di KJRI,”ungkapnya.

Menurutnya setelah terbentuk komunitas Sinau Aksara Nusantara Hongkong berfokus mengisi hari libur kerja dengan pembelajaran aksara Jawa hingga Jawa Kuno, Sunda, Bali, Bugis, Rejang, Carakan dan Kawi. Baik secara langsung menulis manual atau online. Serta praktek langsung membaca naskah, prastasti, relief, angka-angka jaman dahulu. Asal usul sejarah hingga alih bahasa dan epigrafinya yang ada tertulis pada Candi-candi di Indonesia. Pembelajarannya berbasis riang, tidak formal seperti di sekolah agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dari anak-anak hingga ibu-ibu.

Kalau ditanya tentang modal untuk berbagai kegiatan melestarikan aksara nusantara itu dari mana?… Yayuk Setyaningsih mengungkapkan bahwa uang gajihan kerja dari pukul 7 pagi sampai 11 malam sebagai Helper domestik di Hongkongnya. Sekitar Rp. 500 ribu sampai Rp. 1 Juta atau 10%an dari total upah bulanan setiap bulannya sengaja secara suka rela dibelikan buku-buka atau membuat karya yang dapat mendukung untuk melestarikan aksara nusantara.

Baca Juga :  4 Strategi Sekolah Negeri Diperbatasan Daerah Bandung Barat Purwakarta Cegah Siswa Putus Sekolah

“Buku yang saya pertama baca berjudul Iqro Hana Caraka, waktu masa pandemi covid19. Kalau buku yang paling mahal itu buku tentang Sejarah Kerajaan Majapahit, harganya hampir 300 ribu. Perbedaan dengan buku lainnya ialah menampilkan bahasa Inggris, sehingga kalau di promosikan melalui lapak buku di Hongkong dapat dipahami oleh orang-orang yang mengunjunginya,”katanya.

Selain berupaya melestarikan aksara nusantara di Hongkong, Yayuk Setyaningsih juga mendirikan taman bacaan untuk masyarakat yang ada di desanya yang berlokasi di Jl Kalimas, Dusun Sumber Suko, Desa Sumber, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar Jawa Timur. Jumlah bukunya sudah mencapai ratusan, kalau untuk yang dibawa ke Hongkong jumlahnya masih puluhan.

Sebagai pendiri komunitas Sinau Aksara Nusantara Hongkong yang jumlah anggotanya hanya puluhan, namun saat ini telah diakui oleh Konsul Penerangan Sosial dan Budaya Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Hong Kong (KJRI Hong Kong).

Harapan kami dari komunitas Sinau Aksara Nusantara Hongkong / SANHK, semakin banyak yang tahu tentang aksara Nusantara. Lalu ikut mempelajari, menjaga serta melestarikan warisan  leluhur dalam bidang intelektual yang sangat penting ini. Aksara Nusantara yang menjadi jati diri bangsa, karena dari sana kita jadi tahu sejarah secara utuh dan asli.

“Selain itu, Kami berharap komunitas yang peduli aksara dengan modal sendiri seperti ini yang ada di Indonesia juga dapat didukung oleh pemerintah. Misalnya dengan dilibatkan oleh Dinas Pendidikan atau sekolah-sekolah untuk sama-sama melestarikan aksara nusantara. Karena kalau dilihat generasi sekarang hanya belajar aksara nusantaranya berhenti di SD-SMP tidak sampai SMA. Apalagi generasi saat ini tak sedikit yang cenderung mengagumi budaya negara lain dari pada budaya negerinya sendiri,”ucapnya lulusan SMKN 1 Blitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *