(Lubuklinggau)-, Ditengah momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (HPN) di tahun 2023,ratusan guru hingga tenaga honorer dari Kabupaten Mura secara berbondong-bobdong menyambangi Kantor Pengadilan Negeri (PN) Kota Lubuklinggau.
Guna melakukan aksi solidaritas secara damai untuk membela guru dan menolak kriminalitas terhadap para guru di wilayah Kabupaten Mura,yang berlangsung Selasa (2/5).
Dalam pantauan awak media koransinarpagi pada aksi solidaritas oleh Persatuan Guru Republik Indonesi (PGRI) yang ada di Kabupaten Mura maupun dari Kota Lubuklinggau.
Secara bersama –sama menuntut keadilan atas salah satu Guru honorer yang bekerja di SDN Sungai Naik, Desa Sungai Naik, Kecamatan BTS Ulu Cecar, Kabupaten Mura yang sedang tersandung kasus kekerasan terhadap salah satu siswanya.
Yang dilakukan oleh guru honorer saudara Sularno di duga mengadakan tindak kekerasan terhadap salah satu anak didiknya.
Sehingga dalam kasus kekerasan tersebut mengakibatkan adanya luka memar di bagian tubuh korban,dalam kasusnya itu saudara Sularno mendapatkan tuntutan satu tahun penjara dan denda sebanyak Rp.60 Juta Rupiah.
Ketua PGRI Kabupaten Mura Raslim menerangkan bahwa tujuan rombongan guru honorer baik dari Kabupaten Mura maupun dari Kota Lubuklinggau mendatang kantor PN Lubuklinggau hari ini.
Guna menyampaikan aspirasi dengan mengadakan aksi solidaritas secara damai terhadap perihal kasus Sularno,yang merupakan salah satu oknum guru honorer yang dituntut hukuman pidana satu tahun penjara dan denda sebesar Rp 60 juta Rupiah .
Kemudian dalam kegiatan aksi solidaritas hari ini,kami sudah bertemu dengan pihak Pengadilan, menyampaikan maksud hati dari teman-teman dan yang kita sampaikan kepada Pengadilan Negeri Lubuklinggau hari ini.
” Bahwa saudara Sularno guru honorer di Kabupaten Mura tidak berniat melakukan kekerasan dan hanya bermaksud mendidik anak didiknya,” Kata Raslim.
Ia mengharapkan dengan segala pertimbangan dari teman-teman tadi, kami berharap sekali agar Pak Sularno diberikan keadilan.
” Yang seadil-adilnya supaya bisa menjaga harkat dan martabat guru, menjaga asa agar tidak menjadi insiden buruk bagi teman yang lainnya,”harap Raslim.