(TEROPONG INDONESIA)-, Di Desa Gancang Kecamatan Gumelar ada produk cemilan yang dinamakan Sarang Madu. Banyak yang mengira bahwa makanan ini berasal dari sarang lebah, padahal bukan. Sarang madu adalah kudapan khas dari Desa Gancang Kecamatan Gumelar. Penganan ini dibuat dari olahan tepung ketan dan kemudian dibaluri dengan gula merah. Kudapan ini memiliki tekstur yang renyah di mulut sehingga cocok sebagai teman minum kopi atau teh di saat santai.
Carang Madu dikenal sejak 1984 yang dibuat oleh Ibu Marinyo (84 tahun) Warga RT 01 RW 01 Desa Gancang. Saat ini usaha pembuatan Sarang Lebah dilanjutkan oleh putrinya Indriyani (46 tahun).
“Sarang Madu bukan makanan yang berasal dari rumah lebah. Penamaan Sarang Madu karena bentuknya tidak berarturan seperti sarang burung. Sedangkan kata madu karena ada larutan gula yang kering yang mengental sehingga memiliki warna seperti madu,” jelas Indriyani
Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro saat melakukan kunjungan kerja ke Wilayah Kecamatan Gumelar Kamis sore 16 Nopember 2023, menyempatkan mampir ke rumah Ibu Marinyo pembuat Sarang Madu. Dijelaskan bahwa Sarang Madu sudah menjadi hidangan wajib bagi warga Gancang yang menggelar hajatan. Sebagian besar warga kurang lengkap jika belum ada hidangan sarang madu.
“Gurih… enak,” kata Pj Bupati saat mencicipi Sarang Madu yang ada gulanya.
Pj Bupati Hanung juga mencoba sarang madu yang tidak ada gulanya.
“Nah… ini lebih enak lebih renyah,” katanya.
Selanjutnya Pj Bupati memberi Tip, agar Sarang Madu bisa lebih berkembang, agar membuat tampilan yang menarik dengan “Packaging” yang kekinian. Ditambah berbagai rasa dan toping yang disukai anak sekarang dan mempunyai informasi yang luas.
Saat ini Sarang Madu dijual dengan harga Rp 4 ribu per buah. Tingginya harga ini karena pembuatanya yang rumit dan butuh waktu lama.
“Ketan harus ditumbuk, tidak bisa diselep. Penggorengan dilakukan 2 kali, sehingga harga 1 buah sarang madu Rp.4.000,- dan belum dijual dipasaran, masih mengandalkan pesanan,” kata Marinyo
Meski demikian, di saat tertentu seperti musim hajatan, pihaknya kewalahan menerima pesanan.